Rabu, 20 Agustus 2014

at work


#latepost #secangkirkopi #whitecoffe #atwork

hmmm ntah kenapa yah, dari kemarin aku jadi doyan foto-foto cangkir kopiku :D
melihat hasil fotonya yg enak dilihat meskipun dipotret dari hp dan sedikit bantuan aplikasi editan hatiku itu rasanya seneng, ada kepuasan tersendiri, maka dari itu aku suka photography, karna setiap kali aku bisa menghasil karya foto yg enak dilihat meskipun dari kamera HP tapi hati ini serasa seneng bangett..

Kamis, 14 Agustus 2014

last child - tak pernah ternilai

 

"Setidaknya diriku pernah berjuang
Meski tak pernah ternilai dimatamu
Setidaknya ku pernah menanti terkapar melawan sepi hatiku
Dan tak pernah bisa berhenti"


pertama denger lagu ini waktu anak warnet sedang muter lagunya keras-keras dan aku dnger, langsung aku tanyain syapa yang punya lagu ini, bgitu tau ini lagu last child langsung aku download dan dengerin dan tak lupa juga pastinya aku search lirik lagunya, ternyata dipertengahan lirik lagunya itu pas banget ngena dihati

Senin, 11 Agustus 2014

rinduku, surat cinta dalam botol


barangkali rinduku umpama surat cinta yang dimasukan dalam botol, sesering apapun aku melarungnya di pantai, ombak menghantarkannya kembali ke ujung kakiku

macam macam rindu


ada kalanya rindu menempel di dahan pohon, kadang dihembus sepoi angin, kadang merintik bersama hujan, bahkan tertinggal di pulau seberang

bertanya pada hujan


masihkah hujan kerap turun di kotamu?

lebatkah ia? hingga rerintiknya sanggup menghapus debu rindu yang sengaja kulukis di bawah jendela kamarmu?

terbawa angin


aku biarkan ujung kerudung melambai disentuh jemari angin di siang yang berangin ini, barangkali saja ada beberapa ingatan yang bisa ikut terbang terbawa angin

Minggu, 10 Agustus 2014

rindu dalam hening


malam ini jalanan sangat sunyi, hanya ada 1 yang tersisa dijalan yang sepi ini, yaiut rindu
ya rindu, rindu yang sedang mencari tuannya yang tak kunjung ketemu, dia berlari kesana kemari mencari arah, dia kebingungan harus bagaimana lagi caranya agar ia bisa bertemu dengan tuannya
ia tersesat didalam kegelapan malam, terombang ambing didalam sepinya kehebingan
sesekali ia terlihat terjatuh lalu bangkit lagi,  ia terlihat sudah sangat berputus asa sesaat, tapi ia mencoba kembali untuk bangkit mencari tuannya yang hilang diterbangkan oleh angin

harapan disecangkir kopi


harapan yang kuseduh hari ini mengeruh dicangkir kopiku

tak ada kisah indah


tak ada kisah indah, tak ada kenangan, tak ada lagi cita-cita masa depan yang indah denganmu, kini semua sirna tak berbekas, yang ada hanya tinggal namamu disini, dihati ini, nama yang slalu aku rapalkan dalam tiap bait do'aku dulu

sering-seringlah


sering-seringlah mengirimkan kabar melalui angin yang berhembus, daun yang gugur dari dahannya dan hujan yg turun dari langit, karna setiap hujan mungkin aku akan selalu mengingatmu

berhenti menulis sajak


mungkin aku akan berhenti menuliskan sajak sajak tentangmu di bloggerku, tapi tetap akan kutulis sajak tentangmu ditiap bait kehidupanku
meskipun  tak ada kenangan indah, tapi setidaknya aku pernah mengenalmu :')

hadiah dariku


apa kau masih menyimpan hadiah pemberian dariku?
meskipun aku tak ada dihatimu dan aku tak berarti aoa-apa  bagimu, tapi aku harap setidaknya hadiah yang kuberikan masih kau simpan meskipun tak terpajang dan hanya terbungkus kotak lusuh dibawah tempat tidurmu :')

Sabtu, 09 Agustus 2014

berhenti


jemariku yg mulai kaku karna dinginnya hembusan angin hujan membuat aku agak kesusahan untuk menulis sajak tentang rindu dan tentangmu di blog ini
inikah isyarat bahwa aku harus berhenti menulis sajak tentang rindu dan tentangmu?
baik, aku akan mencoba untuk tidak menulsikan sajak tentang rindu dan tentangmu lagi, tapi nanti setelah tanganku ini sudah tak cukup kuat untuk menekan tuts tuts keyboard komputer ini karna kaku oleh dinginannya hembusan angin hujan

Jumat, 08 Agustus 2014

bagai disambar petir


"fha, maaf. sya akan nikah tahun depan. sya minta maaf. sya tidk tau mau gimana lagi"

serasa bagai disambar petir diderasnya air hujan yang turun siang ini
sms itu, ucapan itu, membuatku seperti gelas kaca yg tersenggol jatuh dan pecah berantakan
sekian lama kamu tidak menghubungiku, tak ada kabar tentangmu
dan semua itu ternyata adalah alasan mengapa kamu tidak menghubungiku, kamu ingin aku mejauhimu dengan sikap diammu itu? tidak, tidak semudah itu aku menjauh terhadap orang yg aku sayang
kenapa kamu tidak katakan saja langsung setelah tahu mengenai rencana pernikanmu tahun depan?
kenapa mesti memilih untuk diam?
jika hal itu kamu bicarakan denganku dan meminta pengertianku sejak awal mungkin aku tidak akan merasa sesakit ini
kamu memberitahukanku setelah kamu sudah kebingungan entah bagaimana caranya agar aku menjauh?
dan semua itu malah membuatku merasa sangat sakit, lalu kamu meminta maaf atas semuanya? entahlah aku bisa memaafkanmu atau tidak, hatiku masih terasa nyeri dan sakit, entah dengan apa nanti akan aku bebat luka dihati ini
kau memintaku untuk tidak bersedih dan menangis dan kamu bilang kalau pernikahanmu ini akan berjalan atau tidak tahun depan sesuai perencanaan dan hanya allah yg atur apakah jadi atau tidak sementara rencana itu adalah kemauanmu?
tapi aku disini tetap menangis, menangis diderasnya air hujan yg turun, menangis didalam hati, hati yg kecewa dengan sikapmu
akankah sajak-sajakku tentangmu akan berhenti disni? apakah tidak ada pertemuan kedua untuk kita nanti? akankah nasib berkata lain dan menyatukan kita lagi suatu saat nanti?

kaku karna dinginnya hujan


sejak pagi kemarin hujan turun tanpa henti dikotaku, sekalipun berhenti sejenak hanya memberi jeda untuk yang berkepentingan keluar rumah
sampai siang ini hujanpun masih turun dengan derasnya tanpa henti sampai tangan dan kakiku terasa kaku karna dingin
jemariku terasa kaku dan seolah hampir tak kuat untuk menuliskan sajak-sajak rindu untukmu dibloggerku

menghitung tetesan air hujan


berusaha menghitung seberapa banyak tetesan air hujan yang jatuh hari ini, mungkin milyaran dan bahkan tak terhitung, akh sudahlah tak usah difikirkan

hujan merinduku


wajar saja pagi ini matahari masih belum juga mau menampakkan cahayanya dikotaku, itu karena masih ada sang hujan yg merindukanku, ia tak mau pergi, ia masih terus memelukku dengan erat melepaskan rindunya padaku,  sampai keberangkatanku ketempat kerjapun tertunda

bisikan hujan malam


saat aku bangun pagi, hujan masih juga menemaniku,semalam saat aku menunggu waktu yg tepat untuk bisa menelfonmu rindu, hujan berbisik padaku "tidurlah ini sudah tengah malam, pakailah selimutmu dan mimpi indahlah, aku akan menemanimu sampai esok pagi", dan ternyata hujan tak berbogong padaku, dia masihtetap setia menemani sampai aku terbangun dari dari lelap tidurku dipagi hari dan mengucapkan selamat pagi padaku dan bertanya "apakah semalam kau mimpi indah?" lalu kujawab "ntahlah, mimpi indah atau bukan, karna aku tak mengingatnya sama sekali" lalu sang hujanpun pamit dan berlalu
dia pergi tapi bukan untuk memanggil matahari, ia pergi untuk kembali lagi

Kamis, 07 Agustus 2014

aku menyerah


Aku mengambang.
Hampa tanpa lambang.
Ada kisah yang terbayang di sudut bimbang.
Aku hampir menyerah.
Setelah pedang terhunus.
Detik detik ragu merambat dari pangkal,
menjilati bagian yg tajam menjadikannya menumpul.
Pasir berdebu tak dapat terkibas.
Tangan kebas menebas tak guna.
Gemuruh dada tak disangkal.
Aku hampir menyerah.
Pada detik yg hampir terlambat.
Pedangku jatuh bersatu dgn debu,
tersangkur sempurna.
Gemuruh dada tersedak.
Terlepas.
Lalu, hilang.
Ini saatnya.
Hati melirih lebih sedih.
Melepaskan gemuruh ke langit
terbang berbuih.
Aku menyerah.

secarik pesan


Ku katakan pada
bintang yang benderang.
Malamku adalah
malam merindui raganya.
Di sini, Aku tak kuasa meringkas jarak.
Ku katakan pada
jam digital yang ragu berdetak.
Cepatlah kau bebat waktu.
Rapatkanlah tiap jam menjadi detik.
Ku katakan pada
kalender sobek
yang menggantung di tembok kusam.
Cepatlah berbalik.
Tutup hari segera,
karna aku tersiksa rindu.
Ku katakan pada
jalanan yang menjadi sepi seketika.
Cepatlah ramai.
Jangan biarkan kesunyian
menemaniku dalam gelapnya rasa.
Ku katakan pada
lembar novel tebal
yang enggan ku baca habis.
Aku terhenti di kisah dua insan
yang memadu kasih.
Ku lihat diriku,
lalu menangis.
Ku katakan pada
malaikat pemutar waktu.
Memohon serendahnya aku.
Sudilah, ia genapkan purnama,
agar aku cepat pulang padanya.
Ku katakan padamu
melalui lirih doa malam ini.
Rinduku bertahta
pada tiap tiap tarikan napas.
Aku kembali dalam dua purnama.
Untukmu.

hasrat kerinduan

ketika hati dihimpit keresahan
ketika jiwa didera kegundahan
ketika rasa dihampiri ketidak pastian
hanya lamunan yang setia menemani setiap malam

cinta dan dilema yang kurasakan
seakan akan membelenggu semua perasaan
hasrat kerinduan yang semu selalu saja kudapatkan
seakan akan enggan lepas dari ingatan

dilema antara cinta memang sangatlah luar biasa
sekalipun cinta itu hanya lewat dunia maya
namun hasrat itu mampu mendera rasa
sehingga kutak mampu lepas dari bayangannya

bukan berarti aku lemah, namun
memanglah aku lemah bila berhadapan dengan cinta
sekalipun cinta itu tak pernah nyata
namun aku berharap bahwa yang tadinya tak pernah nyata
suatu saat nanti kan menjadi nyata

dunia tanpa tanya


Aku bosan menyiangi angin atau menyibak dedaunan. bolehkah kita hidup tanpa tanda tanya?
Seribu tanya lebih baik dari titik. bisik angin dan dedaun selalu mengukir lengkung di titikku, mempertanyakanmu.
Buatlah aku tak jerih, jika setiap malam semisal tanda yang terus bertanya tentangmu. aku mencarimu pada tanya yang tak pernah terjawab, tak pernah usai.
Kukirim kau sebentuk koma, jika kau ingin menjeda sejenak. dan semesta, tak pernah memberiku titik untukmu.
Koma menjeda makna, memenggal maksud. dan titik? haruskah berakhir sebelum kutemukan jawaban darimu? sungguh, jangan beri aku titik.
Kita rangkai sebentuk huruf di antaranya. menjadi bait nafas yang menapaki kaki langit. menjadi garis untuk lirik rindu.
Begitulah huruf membebat jarak yang angkuh. berpuluh sajak tak berdaya merapal rindu. dengannya, ia menyelinap di selasela jemari.
Lalu titik kita? menguap di atas tengadah tangan, langit menukarnya menjadi rona kata yang disalin dari lengkung pelangi.
Dan kita telah paham, kata melukiskan pelangi itu di bening rindu yang kian mengabu.

bisikan rindu



cinta, sudahkah kau terima bisikan rindu yang kutitipkan pada hujan semalam dikotamu?

menulis bersama


ingin aku rautkan pensilmu, kusiapkan lebar bersih yang baru, dan menulis bersamamu sampai dititik terakhir.
ada kata yang mesti dihapus, ada alur yang kadang terpaksa dirubah, tak kujanjikan cerita mulus, tapi tak ada kisah besar yang ditulis hambar dan datar

do'a



CINTA #mauku sederhana, melihat senyummu saat bangun, sesaat sebelum terlelap, dan bersamamu di antara keduanya.