"
fha, maaf. sya akan nikah tahun depan. sya minta maaf. sya tidk tau mau gimana lagi"
serasa bagai disambar petir diderasnya air hujan yang turun siang ini
sms itu, ucapan itu, membuatku seperti gelas kaca yg tersenggol jatuh dan pecah berantakan
sekian lama kamu tidak menghubungiku, tak ada kabar tentangmu
dan semua itu ternyata adalah alasan mengapa kamu tidak menghubungiku, kamu ingin aku mejauhimu dengan sikap diammu itu? tidak, tidak semudah itu aku menjauh terhadap orang yg aku sayang
kenapa kamu tidak katakan saja langsung setelah tahu mengenai rencana pernikanmu tahun depan?
kenapa mesti memilih untuk diam?
jika hal itu kamu bicarakan denganku dan meminta pengertianku sejak awal mungkin aku tidak akan merasa sesakit ini
kamu memberitahukanku setelah kamu sudah kebingungan entah bagaimana caranya agar aku menjauh?
dan semua itu malah membuatku merasa sangat sakit, lalu kamu meminta maaf atas semuanya? entahlah aku bisa memaafkanmu atau tidak, hatiku masih terasa nyeri dan sakit, entah dengan apa nanti akan aku bebat luka dihati ini
kau memintaku untuk tidak bersedih dan menangis dan kamu bilang kalau pernikahanmu ini akan berjalan atau tidak tahun depan sesuai perencanaan dan hanya allah yg atur apakah jadi atau tidak sementara rencana itu adalah kemauanmu?
tapi aku disini tetap menangis, menangis diderasnya air hujan yg turun, menangis didalam hati, hati yg kecewa dengan sikapmu
akankah sajak-sajakku tentangmu akan berhenti disni? apakah tidak ada pertemuan kedua untuk kita nanti? akankah nasib berkata lain dan menyatukan kita lagi suatu saat nanti?